News
Keterlambatan Gaji Anantarupa Studios Picu Sorotan
Keterlambatan Gaji Anantarupa Studios Picu Sorotan

Kasus keterlambatan gaji Anantarupa Studios menjadi perhatian publik setelah laporan dari beberapa mantan dan pegawai aktif muncul ke permukaan. Situasi ini tidak hanya menyangkut pelanggaran terhadap hak pegawai, tetapi juga menggambarkan kondisi manajemen buruk di industri game Indonesia. Permasalahan ini memunculkan sorotan terhadap keterlambatan gaji, janji manajemen yang tidak ditepati, dan praktik intimidasi terhadap pegawai.

Manajemen Anantarupa Studios dan Keterlambatan Gaji

Janji Pembayaran Gaji Anantarupa Studios Gagal Terpenuhi

Permasalahan keterlambatan gaji Anantarupa Studios dimulai sejak November 2024 ketika tim HR menginformasikan bahwa pembayaran gaji tertunda akibat masalah investor. Para pegawai yang terkena dampak keterlambatan gaji Anantarupa Studios diizinkan bekerja dari rumah (WFH) dan dijanjikan reimburse makan siang. Namun, hingga Desember 2024, keterlambatan gaji masih berlanjut tanpa kejelasan pembayaran yang konkret. Janji manajemen untuk membayar separuh gaji atau upah minimum pun tidak ditepati.

THR Tidak Cair dan Surat Edaran yang Diabaikan

Keterlambatan gaji Anantarupa Studios diikuti oleh janji palsu dalam surat edaran manajemen. Surat tersebut menyebutkan bahwa sisa gaji dan THR akan dibayarkan Februari 2025. Namun, hingga batas waktu itu, janji manajemen tidak direalisasikan. Kondisi ini melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, peraturan pengupahan, dan surat edaran terkait THR. Keterlambatan gaji Anantarupa Studios pun mencerminkan pengabaian terhadap hak pekerja.

Respons Manajemen Anantarupa Studios Menuai Kritik

Intimidasi Pegawai Jadi Sorotan dalam Konflik Gaji

Pegawai Anantarupa Studios yang mencoba menyuarakan keluhan terkait keterlambatan gaji justru mendapat intimidasi dari pihak manajemen. Tindakan pegawai yang mengangkat isu melalui media sosial dianggap sebagai "tindakan anarkis", dan manajemen menyebut mereka menakut-nakuti investor. Bahkan, permintaan pertemuan offline yang dijanjikan reimburse transportasi hanya berlaku untuk pegawai di Jakarta. Ini semakin memperparah isu keterlambatan gaji Anantarupa Studios serta menambah tekanan psikologis bagi para pegawai.

Petisi Pegawai Diabaikan, Komunikasi Internal Buruk

Permintaan transparansi melalui petisi tidak direspons secara layak. Anantarupa Studios tidak pernah mengadakan town hall untuk memberikan penjelasan. Ketika pegawai meminta kejelasan terkait keterlambatan gaji Anantarupa Studios, mereka justru menerima sindiran internal dari manajemen. Keputusan perusahaan untuk tidak memfasilitasi komunikasi terbuka memperburuk ketidakpercayaan pegawai terhadap kredibilitas manajemen.

Kondisi Internal Anantarupa Studios Terungkap di Glassdoor

Ulasan Karyawan Beberkan Masalah Serius

Platform Glassdoor menunjukkan ulasan negatif dari mantan pegawai terkait manajemen Anantarupa Studios. Masalah utama yang diangkat mencakup ketidakjelasan job desk, perintah kerja tanpa target, serta permintaan menyelesaikan tugas di luar tanggung jawab. Keterlambatan gaji Anantarupa Studios pun semakin memperparah situasi kerja yang tidak sehat. Beberapa ulasan bahkan menyebutkan bahwa manajemen terlalu banyak bermimpi tanpa rencana nyata.

CEO dan COO Anantarupa Studios Menghilang

Hingga April 2025, CEO Ivan Chen dan COO Diana Paskarina dilaporkan tidak dapat dihubungi. Meski update game Lokapala masih berlangsung, keterlambatan gaji Anantarupa Studios tetap belum diselesaikan. Beberapa fans yang menyuarakan dukungan pegawai lewat Discord komunitas juga mengalami pemblokiran oleh admin. Situasi ini memicu kritik bahwa perusahaan menghindari tanggung jawab publik di tengah sorotan industri game nasional.

 

©︎ GGWP