Know Your Culture
Peluang Emas Pemain Shogi Wanita di Liga Umum
Peluang Emas Pemain Shogi Wanita di Liga Umum

Dunia shogi profesional wanita di Jepang tengah memasuki babak baru berkat terobosan berani dari Asosiasi Shogi Jepang (JSA). Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, JSA kini memberi peluang nyata bagi pemain shogi wanita untuk masuk ke liga profesional umum melalui sistem baru yang bernama Queen Hakurei. Terobosan ini diharapkan menjadi batu loncatan menuju kesetaraan dan pengakuan yang lebih besar bagi para pemain wanita di dunia yang selama ini didominasi oleh pria.

Jalan Baru Shogi Profesional untuk Pemain Wanita

Pemain shogi wanita di Jepang selama ini menghadapi jalan yang berbeda dari para pemain pria untuk menjadi shogi profesional. Salah satu cara konvensional adalah dengan masuk ke sekolah magang shogi bernama Shoreikai, yang mengharuskan pemain untuk naik peringkat hingga mencapai dan keempat sebelum usia 26 tahun. Jika gagal, maka otomatis akan dikeluarkan dari sistem. Namun baru-baru ini, sistem baru dari Asosiasi Shogi Jepang (JSA) menawarkan jalur lain yang lebih realistis untuk pemain wanita yang ingin bersaing di liga profesional umum.

Langkah ini diumumkan oleh Ichiyo Shimizu, presiden wanita pertama dalam sejarah JSA, yang menyatakan bahwa gelar Queen Hakurei akan diberikan kepada pemain wanita yang berhasil memenangkan gelar Hakurei sebanyak lima kali. Dengan gelar ini, mereka dapat langsung masuk ke kelas Free Class dari liga profesional tanpa harus menjalani tes masuk yang terkenal sangat sulit. Sistem ini membuka peluang besar bagi shogi wanita untuk menunjukkan potensi sejati mereka di panggung nasional.

Gelar Queen Hakurei sebagai Kunci Masuk Liga Umum

Pengakuan terhadap shogi profesional wanita makin kuat sejak Tomoka Nishiyama nyaris lolos dalam tes masuk profesional JSA. Meskipun gagal di pertandingan penentu, prestasinya yang telah meraih gelar Hakurei sebanyak tiga kali menunjukkan ia berada di ambang menjadi Queen Hakurei pertama. Jika berhasil memenangkan dua kali lagi, Nishiyama akan otomatis masuk ke Free Class, kategori di mana pemain profesional memulai karier mereka sebelum naik ke liga peringkat utama.

 

Shogi

 

Queen Hakurei menjadi simbol pencapaian tertinggi bagi shogi wanita, dan sekaligus jalan resmi menuju dunia shogi profesional. Dengan keberhasilan Nishiyama nanti, diharapkan akan muncul generasi pemain wanita baru yang termotivasi untuk menekuni shogi hingga level tertinggi. Ini sekaligus menunjukkan bahwa sistem baru ini bukan hanya penghargaan simbolis, tetapi alat transformatif menuju masa depan yang setara dalam dunia shogi.

Perdebatan dan Harapan dalam Dunia Shogi Profesional

Meski disambut dengan antusias oleh banyak pihak, sistem Queen Hakurei tidak luput dari kritik. Beberapa pihak menganggapnya sebagai “keistimewaan tidak adil” bagi shogi profesional wanita. Namun, mengingat betapa sulitnya menembus liga profesional umum melalui jalur tes reguler—di mana hanya empat orang berhasil dalam dua dekade terakhir—langkah ini dinilai penting sebagai bentuk afirmasi positif.

Tomoka Nishiyama dan rekan-rekannya membuktikan bahwa pemain shogi wanita memiliki kemampuan yang setara dengan pemain pria. Kegigihan dan performa mereka di medan pertandingan menunjukkan bahwa sistem baru ini bukanlah bentuk keringanan, melainkan pengakuan atas kerja keras dan potensi nyata. Terbukanya akses ini diharapkan mampu menyuntikkan semangat baru serta menciptakan iklim kompetisi yang lebih beragam dan adil dalam dunia shogi profesional.

 

Sumber: ©︎ NHK | Dok: © Pakutaso