Game
Eksperimen AI EA Berujung Kacau, Pengembang Kewalahan
Eksperimen AI EA Berujung Kacau, Pengembang Kewalahan

Eksperimen AI EA yang Berujung Masalah Besar

Electronic Arts (EA) kini tengah menjadi sorotan publik setelah eksperimen AI yang mereka jalankan justru berujung pada kekacauan internal. Melalui teknologi internal bernama ReefGPT, EA berharap dapat meningkatkan efisiensi pengembangan game menggunakan AI. Namun, hasilnya justru sebaliknya. Eksperimen AI ini menimbulkan banyak masalah, mulai dari kesalahan kode hingga meningkatnya beban kerja pengembang. Beberapa staf EA bahkan melaporkan bahwa AI tersebut sering menghasilkan kode yang tidak logis, sehingga mereka harus memperbaikinya secara manual.

ReefGPT Milik EA Bikin Pengembang Tambah Kerja

Masalah utama dalam eksperimen AI EA ini terletak pada kinerja ReefGPT yang belum stabil. Para staf pengembang EA mengaku bahwa AI tersebut kerap menghasilkan output yang “tidak masuk akal” atau penuh bug. Alih-alih membantu, eksperimen AI tersebut justru menambah pekerjaan manusia karena setiap hasil AI perlu diperiksa dan diperbaiki satu per satu. EA sempat mengadakan pelatihan bagi para staf untuk mengoptimalkan penggunaan AI, tetapi banyak yang merasa bahwa alat ini belum siap digunakan untuk produksi game secara penuh.

 

EA AI

 

Selain itu, fenomena “hallusinasi” pada ReefGPT menjadi salah satu isu terbesar. Dalam konteks AI, halusinasi terjadi ketika sistem menghasilkan kode, konsep, atau desain yang salah secara logika. Hal ini membuat proses pengembangan game menjadi lebih lambat dan tidak efisien. Eksperimen AI yang seharusnya mempermudah pekerjaan malah memperumit proses produksi game EA.

Ketegangan di Balik Penerapan AI EA

Integrasi AI secara besar-besaran oleh EA juga menimbulkan ketegangan antara pihak manajemen dan tim pengembang. Eksperimen AI yang dilakukan dianggap terlalu memaksa karena mencakup berbagai aspek, mulai dari penulisan kode, pembuatan seni visual, hingga penulisan skenario game. Para staf mengungkapkan bahwa manajemen EA menjadikan AI sebagai strategi efisiensi biaya jangka panjang, bukan sekadar alat bantu.

 

EA AI

 

Namun, kualitas kerja AI seperti ReefGPT masih jauh dari standar industri. AI belum mampu menggantikan kreativitas dan ketelitian manusia dalam proses pembuatan game. Akibatnya, pengembang EA harus bekerja lebih keras untuk memperbaiki hasil kerja AI yang keliru. Banyak staf juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa eksperimen AI ini bisa menjadi langkah awal menuju pengurangan tenaga kerja manusia atau PHK massal.

Dampak Eksperimen AI EA Terhadap Industri Game

Kasus eksperimen AI EA ini menunjukkan bahwa penerapan AI dalam pengembangan game tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Walaupun teknologi AI menjanjikan efisiensi, kesalahan sistem seperti yang terjadi pada ReefGPT bisa menjadi bumerang bagi perusahaan. EA kini menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan penggunaan teknologi AI dengan kemampuan manusia.

Dengan pengalaman pahit dari eksperimen AI ini, EA diharapkan lebih berhati-hati dalam mengimplementasikan inovasi berbasis AI ke depannya. AI memang berpotensi mengubah industri game, tetapi tanpa kesiapan dan pengawasan yang baik, eksperimen AI dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan perusahaan serta karyawannya.

 

Sumber