Review Film Exit 8: Adaptasi Game Horor yang Endingnya Bikin Kepala Muter
Film Exit 8 hadir dengan twist mengejutkan, berbeda jauh dari game. Review ini kupas misteri lorong anomali yang bikin merinding sekaligus bingung.


Film Exit 8 menjadi sorotan karena berangkat dari adaptasi game walking simulator yang populer dengan konsep lorong penuh anomali. Dalam review film Exit 8 ini, kita akan membahas bagaimana perubahan cerita dari game ke film membawa nuansa berbeda yang unik. Film Exit 8 tidak hanya mempertahankan atmosfer misterius, tetapi juga menghadirkan pengembangan karakter dan eksekusi visual yang cukup menarik.
Review Film Exit 8: Cerita yang Diadaptasi dari Game
Cerita film Exit 8 diadaptasi dari game dengan judul yang sama, yaitu sebuah walking simulator yang mengajak pemain menjelajahi lorong penuh looping. Dalam versi game, pemain harus menemukan delapan anomali yang tersusun rapi dari urutan pertama hingga kedelapan. Namun, review film Exit 8 menunjukkan bahwa film ini memilih pendekatan berbeda, dengan menyusun anomali secara acak dan menghadirkan beberapa perubahan yang membuat film Exit 8 terasa lebih segar.
Exit 8/Foto: Screen Rant
Penambahan Plot dan Karakter yang Lebih Terbentuk
Dalam film Exit 8, cerita dikembangkan lebih dalam dengan penambahan plot agar terasa lebih utuh. Penonton disuguhkan tiga sisi berbeda yaitu “the lost man”, “the walking man”, dan “the boys”. Review film Exit 8 menyoroti bagaimana pengaturan ini membuat jalan cerita lebih kompleks dibandingkan versi game. Keputusan menghadirkan anomali dalam urutan berbeda juga memperlihatkan bagaimana film Exit 8 ingin keluar dari pola aslinya tanpa kehilangan atmosfer misteri.
Exit 8/Foto: Screen Rant
Karakter The Lost Man yang Diperankan Kazunari Ninomiya
Salah satu fokus utama dalam review film Exit 8 adalah karakter “the lost man” yang diperankan Kazunari Ninomiya. Ia digambarkan tengah menghadapi masalah serius dalam hidup, terutama terkait hubungan percintaan dan tanggung jawab atas kehamilan pacarnya. Penampilan Kazunari Ninomiya terasa sangat on point karena mampu membawa perasaan tertekan dan rapuh sesuai konteks cerita. Peran tersebut membuat film Exit 8 terasa lebih hidup dan penuh emosi, menjadikan review film Exit 8 menyoroti aktingnya sebagai salah satu kekuatan utama.
Exit 8/Foto: Screen Rant
Visual dan Sinematografi yang Menghadirkan Dua Sisi
Dari segi visual, film Exit 8 banyak menggunakan sudut pandang orang pertama atau POV. Di awal cerita, penggunaan POV ini memang menarik, namun menurut review film Exit 8, penonton bisa merasa sedikit pusing karena intensitasnya cukup tinggi. Untungnya, seiring berjalannya cerita, pergerakan kamera mulai lebih variatif. Penggunaan angle serta camera movement yang tepat menjadikan film Exit 8 tetap nyaman ditonton dan menghadirkan kesan on point dari segi sinematografi.
Soundtrack, Atmosfer, dan Minim Jumpscare
Dari sisi audio, film Exit 8 menghadirkan soundtrack yang mencekam meskipun tidak terlalu dominan sepanjang film. Dalam review film Exit 8, atmosfer horor yang dibangun lebih banyak mengandalkan suasana misterius daripada sekadar jumpscare. Bahkan, film Exit 8 justru minim adegan mengejutkan, membuatnya berbeda dari film horor pada umumnya. Hal ini menjadikan tontonan terasa lebih fokus pada cerita dan pengalaman imersif ketimbang hanya menakut-nakuti penonton.
Mokultur Review | Ulasan Oleh Danindra Kumara Abiyoga F
Rekomendasi

Film Demon Slayer Infinity Castle Geser Spirited Away di Box Office Jepang
21 jam yang lalu
Yuma Sano Cari Sugar Daddy, Syaratnya Lebih Ribet dari CPNS!
22 jam yang lalu
Atlet Menembak Olimpiade Viral, Eh Malah Dibikin Film Parodi Jepang
3 hari yang lalu
Kanna Seto ke Indonesia, Bukan Cari Cowok tapi Cari Roti’O
1 minggu yang lalu